Tunjungsari102A

"apalah arti sebuah nama" agaknya gw kurang satuju dengan ungkapan itu. pastinya ada maksud, makna dan pastinya harapan dari si pemberi nama untuk nama yg diajukannya itu. Dan oleh karenanya, izinkan saya,memberi nama blog ini dgn "Tunjungsari 102A" sbg bentuk hormat saya atas apa yg telah "mereka" berikan pada saya. Terima kasih ya ALLAH, Rabb semesta alam, karena "mereka" semua telah memberi warna baru pada hidup ini sekaligus mengenalkan saya dengan apa yg disebut "pertemanan"

Sabtu, 06 Juni 2009

RENUNGAN

RENUNGAN BAGI SUAMI

Pernikahan atau Perkawinan membuka tabir rahasia

Istri yang Kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah, tidaklah setaqwa 'Aisyah,
pun tidak setabah Fatimah,
Justru Istrimu hanyalah
Wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi solehah

Pernikahan atau Perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama

Istri menjadi tanah, kamu langit penaungnya. Istri ladang tanaman,
kamu pemagarnya. Istri khiasan ternak, kamu gembalanya. Istri adalah murid,
kamu mursyidnya. Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya.
Saat Istri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya.
Ketika Istri menjadi racun, kamulah penawar bisanya.
Seandainya Istri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya.

Pernikahan atau Perkawinan mengisyaratkan kita perlunya IMAN dan TAQWA,
untuk belajar meniti sabar dan ridho ALLAH.

karena memiliki Istri tak sehebat segalanya, justru kamu akan tersentak
dari alpa.
Kamu bukanlah RAsullullah, pun bukan Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah.
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh, amin.


RENUNGAN BAGI ISTRI

Pernikahan atau Perkawinan membuka tabir rahasia

Suami yang menikahi kamu, tidaklah semulia Muhammad saw. Tidaklah
setaqwa Ibrahim. Tidak pula setabah Ayyub ataupun segagah Musa. Apalagi
setampan Yusuf. Justru Suami mu hanya pria akhir zaman, yang punya cita-cita
membangun keturunan yang soleh dan solehah.

Pernikahan atau Perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama

Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya. suami adalah nahkoda kapal dan
kamu adalah navigatornya. Suami bagaikan balita yang nakal, kamu adalah penuntun kenakalannya.
Ketika Suami menjadi bisa, kamulah penawar bisanya.
Seandainya Suami masinis yang melenceng, sabarlah memperingatkannya.

Pernikahan atau Perkawinan mengisyaratkan kita perlunya IMAN dan TAQWA,
untuk belajar meniti sabar dan ridho ALLAH.

karena memiliki suami tak sehebat segalanya. Justru kamu akan tersentak dari alpa.
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna didalam menjaga.
Pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara.
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah, amin.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda